Suatu pagi yang cerah...
Harusnya saya bangun lebih pagi untuk menunaikan kuliah, seperti biasanya bermalas-malasan dan menunda-nunda adalah kebiasaan buruk saya ketika mengawali hari. Jarang ngetwit pagi-pagi, tapi pagi itu ingin sekali rasanya.
Berawal dari situ akhirnya semesta mempertemukan saya dengan teman lama. Teman yang selalu berkelana dan sibuk bekerja. Sibuk dengan dunianya sendiri, tapi saya selalu memerhatikannya di twitter. Tidak berhubungan di dunia maya, sekalinya semesta mempertemukan saya dan dia itulah hal yang luar biasa. Luar biasa karena setelahnya banyak hal yang saya bawa pulang dan membentuk karakter baru.
Mengingat dulu, dulu sebelum saya tau apa itu blog. Dan bagaimana bercerita di dalam blog. Itu dimulai dari kesukaan saya membaca blog dia. Dan pada akhirnya hingga detik ini saya terus menulis, menulis apapun yang saya rasa wajib untuk ditulis. Teman yang satu ini adalah teman yang juga berarti di dalam proses hidup saya.
Kurang lebih dua tahun yang lalu saya terakhir kencan dengan anak itu. Setiap kencan adalah "inspirasi", merindu adalah "energi", dan kasih adalah "ketika kami bertemu". Terlalu lama tidak bertemu, mengakibatkan pantat kami menempel di kursi sebuah tempat ngopi sambil menahan pipis karena tidak ingin melewatkan sedetik-pun pembicaraan yang sedang kami rangkai. Mulai dari kejiwaan, pekerjaan hingga perasaan. Apapun kami kunyah sama-sama dalam suka, sambil menikmati kopi hangat yang akhirnya dingin.
Banyak hal yang saya suka dari teman ini, entah apa dia bisa saya sebut sebagai sahabat atau tidak. Tapi kebutuhan jiwa lengkap rasanya ketika kami bersama untuk terus bercerita. Sesuatu yang tidak bisa dinilai, terlalu bermakna dalam setiap kata.
Saya terlalu baku ketika menulis, karena itulah saya. Sebaliknya, dia terlalu santai ketika menyusun kalimat. Ringan dan selalu segar. Itu-lah dia hingga detik ini. Penulisannya mampu membuat orang yang membaca selalu terpancing untuk tertawa ataupun tersenyum karena memang unik.
Teman yang cocok untuk bertukar pikiran, dan sejujurnya banyak hal yang saya dapat ketika sudah berbincang panjang lebar dengan dirinya. Dirinya masih seperti yang dulu, yang saya kenal memang sebagai pendengar yang sangat baik dan wanita kuat yang luarbiasa. Tetap ancur ketika melihat dia bekerja, jarang mendengar keluhan yang benar-benar keluhan. Tetap saja ia berjalan dijalannya, tidak pandang apa dan siapa. Menapaki kerasnya jakarta, itu kecil baginya.
Kesukaannya menonton film, membuat saya ingin merampok koleksi film-film yang dia punya. Tidak hanya itu, saya ingin juga merampok kekuatannya dan semangat hidupnya, cara pikirnya yang ringkas namun tepat. Tidak sempurna, tapi melengkapi hidup saya hingga detik ini. Ingin juga merampok kemampuannya untuk menutupi ketidak mampuan saya. Ah! Dirimu sungguh edan teman~
Tragedi kecelakaan jempol kaki-lah yang pada akhirnya dia menodong waktu saya. Menodong waktu saya sehabis pulang kuliah untuk bertemu, sekian kali kami berjanji dan sekian kali juga saya yang mengingkari. Bukan sok sibuk, saya belum sehebat anda untuk mengatur waktu! Tolong ajarkan itu kepada saya. Tolong ajarkan saya bagaimana mencintai matahari pagi dan mencintai jalan kaki. Saya ingin itu!!!
Setelah bertemu, dan malam ini tentunya. Boleh kau sedikit besar kepala, saya merasakan hal lain dalam hidup, merasa lebih hidup dengan cerita - cerita hidupmu yang tidak saya miliki, saya kagum dan meletakkan porsi itu yang seharusnya saya mampu seperti kamu. Tapi kamu adalah kamu, saya adalah saya. Saya dan kamu, kami saling berbagi.
Jangan menghilang dengan cara tidak menulis. Menghilang karena tidak bertemu silahkan saja.
Saya merindukan kata-kata dan kalimat-kalimat yang kamu tulis!
Lalu, jika benar menghilang, jangan benar-benar menghilang dalam hidup saya. Saya butuh kamu untuk bersenang-senang di kedai kopi. Dan membicarakan HIDUP, DUNIA, dan FILM.
Janji-mu adalah, membuat sebuah film. Dan ingat!!! saya harus menjadi bagian dalam film-mu!!!
Untuk kau peminum kopi, suatu hari di sabtu pagi, saya akan menemanimu sarapan pagi. Untuk kembali berbagi, untuk kembali mencuri isi kepalamu dan kembali bekerja sama. Saya ingin bekerja dan berkarya denganmu sebelum saya mati.
Dan suatu hari nanti jika saya menyambar sebatang rokok dengan 100% menthol alami milikmu, jangan coba-coba memaki saya. Karena kamu akan melakukan hal yang sama suatu hari nanti, kamu pasti akan menyambar sebatang rokok dari dalam kotak rokok saya, ya karena kamu dan saya mencintai rokok yang sama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar