Senin, 16 Desember 2013

#coretcoretan di KRL

Kereta listrik tidak terlalu padat. Saya dapat lapak kosong di batas gerbong. Bisa dipastikan besi pembatas ini tidak menggigit pantat. Di luar mendung, awan menahan tangis. Udara panas tidak berangin. Begitu Jakarta beberapa minggu terakhir. 

Tapi semua yang ada di gerbong ini, anak manusia pencari rejeki. Bersabar menanti stasiun yang dikehendaki. Berdiri menghadap jendela kereta listrik, entah berpikir apa dan entah berkhayal apa. 
Entah sedang senang, atau jangan-jangan sedih. Mungkin dan bisa jadi menahan lapar dan menghitung sisa keping uang. 

Kuping disumbat, dialirkan sebuah melodi. Oh! Sedang memperbaiki mood. 
Mata tatap menatap, tapi kosong. 

Saya turun di stasiun Cikini. 
Kalian hati-hati :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar