Kembali ke saya. Saya masih terus menyimak ilmu-ilmu yang sedang dibagikan secara imbalan kepada saya dan juga teman-teman. Sejauh ini belum membuat jenuh, tapi entah dengan teman-teman di bangkunya masing-masing.
Angka genap ditambah ekstra 40 menit baru kelas bisa bubar. Itu peraturan akademik "katanya".
baru kepala-kepala yang bebentuk manusia ini mencari kesibukan dengan cara mengisi perut. Ada juga dengan kepentingan masing-masing entah itu memang penting atau sebenarnya tidak penting jadi, terpaksa.
Aku tetap berjalan menuju tempat yang banyak manusia duduk berjejer di kursi dengan sajian meja dan banyak benda di atasnya. "Kopi satu yah", bibir ini akhirnya tertarik untuk tersenyum kepada seorang pelayan minuman yang sepertinya betah berjualan di sana demi melanjutkan hidup. Beberapa anak manusia minum kopi manis, pait atau es teh manis atau juice dan air putih di dalam botol. Suka-suka dengan selera masing-masing.
Ada juga yang mengisi perut karena sudah dihantui rasa kelaparan. Begitu juga dengan saya dan teman - teman lain. Asik berbincang sesuatu yang kurang bermutu (sesungguhnya itu obat penat) dan mulai tertawa terbahak-bahak akan sesuatu yang patut ditertawakan. Kami memang hanya sedang membunuh waktu untuk akhirnya kembali mendengarkan orang yang hobi mengoceh (entah hobi atau tuntutan) berumur lebih tua dari kami di depan kelas.
Pikiranku sedang tidak menyatu dengan perasaan. Sehingga membuat perilaku-ku berjalan begitu saja dengan wajar dan normal (untungnya). Aku meliburkan perasaan untuk pergi ke hawai dan bersenang-senang di atas puncak gunung dengan segudang suara alam dan udara sejuk dengan harapan sang perasaan dapat kembali segar.
Akhirnya aku kembali ke rumah yang hangat karena ada senyuman ibu di dalamnya.
Sang Pencipta, terimakasih beribu kali atas kesempatan yang ada dari waktu ke waktu.
Hingga saat ini aku menutup tulisan-ku di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar