Sabtu, 27 Oktober 2012

THANK GOD YOU SAVED ME

Menunggu sekian lama...
Akhirnya semua terjawab...
Tuhan benar-benar menyelamatkan saya dari kematian yang belum saatnya.

Terimakasih Tuhan atas Cinta-Mu
Terimakasih Tuhan atas Berkat-Mu
Terimakasih Tuhan atas Kasih-Mu
Terimakasih Tuhan atas Hidup dan Matiku
Terimakasih Tuhan atas jawaban yang akhirnya terjawab sudah.

28 okt 2012. Everything is clear.

Senin, 22 Oktober 2012

Under Pressure by Myself

Bermimpi adalah sebuah angan - angan yang paling mudah di bayangkan dan indah tentunya.
Mimpi ketika tidur itu, hanya potongan gambar yang bertamu tanpa perjanjian sebelumnya. Kadang membuahkan senyuman, atau keringat akibat pacuan adrenalin yang tak sanggup dikendalikan.

Mimpi itu misteri yang tidak harus di pecahkan, namun jika ada waktu tidak ada ruginya menyusun potongan - potongan gambar dan cerita yang tidak berkesinambungan itu! Entah jadi apa...

Saya menguatkan daya magis dari mimpi - mimpi. Berusaha menyusunnya dengan ribuan pecahan gambar yang tersisa menjadi satu cerita utuh. Sama hal-nya dengan menyusun mainan lego tanpa buku panduan, mimpi juga sulit dibangun. Menyita waktu istirahat dan menguras ribuan molekul dalam tubuh. Memaksakan sebuah keinginan, menjadikan sebuah tekanan yang berasal dari dalam diri sendiri.

Berkutat dengan kata - kata, kalimat - kalimat, serta gambar - gambar yang bias.
Matahari mulai berpindah dari timur ke barat. Bulan mulai mendapatkan pantulan cahaya dari matahari. Itu berarti bumi tidak gelap gulita. Diri ini juga mulai bermasalah dengan dirinya sendiri. Yang satu seperti hantu yang sedang menakut-nakuti, sedangkan yang satu lagi ketakutan hendak bermimpi lagi.

Saya harus bersikap menanggapi problematika ini. Sayang jika diabaikan tapi bisa memutuskan syaraf kepala secepat kilat jika dipaksa. Biarkan semuanya mengalir mengikuti porosnya. Bebaskan diri dari belenggu diri. Tubuh ini digerakkan oleh cairan, caranya sama dengan memperlakukan air.

Rabu, 03 Oktober 2012

Jam 10 Malam

Malam - malam bersama sang kekasih
Rindu - rindu yang sedang kami pupuk. Dulu itu...
Menunggu jam 10 malam, jantung berdegup kencang. Saya masih didera rindu menunggu sang kekasih pulang. Menunggunya diantara dinding dan daun pintu yang sudah terbuka sejak satu jam yang lalu. Sorot lampu motor merahnya belum menampakkan bayang. Hanya ilusi yang ada di kepala ini.

Aroma keluh yang keluar dari mulut dan lubang hidung pria itu ketika mengucapkan kata "sorry i'm late". Kedua sudut bibirnya saling menarik, senyumannya hangat sekali. Aroma tubuhnya menggerogoti nafsu. Tak ada bau lain, hanya aroma tubuh dia setiap malam. 

Seperti tidak pernah bercinta. Pelukkan adalah hal istimewa bagi kami. Bahasa tubuh yang memancarkan arti bahwa "kami merindu". 

Saya ingin berkhayal tentang dia, dia yang setiap malam terbaring di sebelah tubuh ini menyembunyikan gejolak. Saya-pun menyembunyikan gejolak yang mendesak. Klise!

Penyebab saya menulis ini. 
Karena saya tak mampu lagi menyembunyikan bahwa saya masih merindu.