Aku kembali ke meja kerjaku yang tertata rapi, ibu memang menyiapkannya untukku...
Ibu tau aku tergila-gila menghabiskan waktu di ruang kerja, berjam-jam... sehari penuh tanpa istirahat.. Rinduku kembali menghantui, liburan musim panas kemarin itu masih membayangi hari-hariku...
Sambil menikmati potongan coklat, jariku sibuk membalas pesan dari seorang pria yang belum pernah kutemui... Pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Ray.
---
Pria itu asing bagiku...
Tidak pernah terlintas ada pria seperti dia dalam hidupku...
Pertemuan pertama kami, berjalan dengan baik dan canggung...
Kami berteman... aku bohong...
Aku menyukainya.
Dia ?
Entahlah.. Apa yang ada dipikirannya mengenai aku...
Yang aku tau, besok dia akan pergi dengan seorang wanita...
Aku ragu-ragu soal perasaan ini..
Aku seperti menunggu-nunggu kabarnya...
Ingin mendengar kabar mengenai dia dan wanita itu...
Aku menyiapkan diri untuk mulai mengelabui perasaanku...
---
Maaf, aku berhasil memenangkan hatinya...
Aku berdo'a, kamu menemukan pria lain... Bukan dia yang sekarang telah menjadi milikku...
Aku tidak merebut, tapi dia telah mengizinkanku untuk menemani hidupnya mulai hari ini...
---
Seperti teman lama yang menghilang...
Aku memulai hidup dengannya...
Kamu selama ini kemana ?
Aku selama ini pergi menyendiri...
Sepulangnya aku menyendiri dari dalam hutan, kamu hadir membawa kehidupan...
---
Kita adalah perbedaan dengan tujuan yang sama...
Kamu punya ruang dan waktu
Begitu juga denganku
Kita punya jarak
Itu yang membuatku selalu merindukanmu
Terimakasih telah menerimaku untuk menemani hidupmu mulai hari itu...
Jumat, 21 November 2014
Kamis, 20 November 2014
Liburan Musim Panas
Usai sudah...
Aku harus kembali ke tanah air...
Untuk Ibu dan sahabat...
Aku kembali dengan perasaan kehilangan...
Eropa begitu mencintaiku apa adanya...
Aku kehilangan waktu untuk menetap disana...
Aku harus kembali, kembali ke tempat yang ramai namun sunyi...
Apa yang harus aku lakukan sepulangnya dari Eropa ?
Otakku buntu, aku ingin hilang kesadaran!!!
Pramugari sepertinya mengerti apa yang sedang aku rasakan..
Wanita tua itu memberiku white wine, sambil tersenyum dan tanpa sadar ia berlalu...
Aku merana dengan penerbangan ini...
Pesawatku mengikuti sinyal menuju benua asia - Kuala Lumpur - Jakarta.
Aku harus ceria... setidaknya ini satu-satunya alasan aku harus bahagia bertemu dengan Ibu...
Selasa, 10 Juni 2014
Jumat, 07 Maret 2014
Tanggal Lima
5 Januari 2014, awal tahun ketika itu. Salah satu sahabat memberi peringatan mengenai skripsi saya yang tidak kunjung selesai !
5 Maret 2014, kemarin itu. Di gedung Art Cinema. Para sahabat datang satu persatu sebelum acara pemutaran film dimulai.
5 adalah angka yang ditetapkan Tuhan atas kelahiran saya 22th yang lalu.
Saya menyadari, saya bukan siapa-siapa dan apa-apa tanpa dukungan keluarga dan sahabat. Tuhan, terimakasih atas keberuntungan yang hingga detik ini tidak pernah berkurang. Beruntung memiliki keluarga dan sahabat yang luar biasa.
-----
Di gedung Art Cinema FFTV IKJ, saya datang terlalu pagi. Semangat ingin disidang begitu tinggi. Bukan hanya saya yang bersemangat, sahabat saya juga semangat. Bangun pagi, menghubungi saya dan akhirnya menghadiri pemutaran film Karya Tugas Akhir saya.
Puji Tuhan !
-----
Sahabat, terima kasih :)
God Bless You !!!
Senin, 27 Januari 2014
Tolong kasih judul sendiri :)
Kemarin cuaca cukup bagus. Langit cerah, namun ada sedikit awan abu-abu. Tidak terlalu panas , tetapi tidak juga lembab. Cerahnya hati anak manusia kemarin itu memberi kehangatan tersendiri di dalam jiwa. Tersentak untuk menulis ini:
"A.N.A.L.O.G.I"
Langkah kaki kami terus maju, berbekal permen warna warni banyak rasa.
Kadang ragu-ragu ketika menemukan jalan setapak yang bercabang.
Usaha kami mengandalkan otak, tetapi tetap ragu dengan cabang jalan setapak.
Kami mundur, merogoh tas mencari-cari kompas.
Kami punya peta, kami juga punya kompas. Kami yakin bisa menemukan jalan mencapai tujuan.
Semangat menghujani logika kami.
Canda tawa, sesaat melupakan keraguan hati.
Ditengah jalan...
Gemuruh hadir, kami terkejut, kebingungan, takut, dan ingin berlindung. Kembali ke rumah, itu bukan pilihan. Tidak mungkin.
Langit biru tertutupi awan gelap.
Harus berlindung di mana ?
Tenda !
Kami punya tenda, kami bangun tenda bersama-sama. Berdo'a hujan jangan dulu turun.
Gemuruh kian menggelegar, kilat satu persatu hadir. Tenda hampir selesai.
Kami sudah di dalam tenda. Tenda kami ditendang-tendang angin. Kami tetap bertahan di dalam tenda. Kami percaya badai pasti berlalu. Yang tidak putus hanyalah do'a dan keyakinan.
Tujuan kami bukan bersenang-senang di dalam tenda. Perjalanan masih panjang. Kaki ini harus terus melangkah. Menelusuri jalan setapak, dan membelah hutan rimba untuk membuat jalan setapak yang baru. Mendaki, menurun, tergelincir di tanah licin, tersandung pada akar pohon itu sudah pasti. Obati luka, karena memang obatnya sudah tersedia. Jangan bawa luka ke atas puncak.
Puncak itu sangat jauh.
Untuk menuju ke puncak, peta ditandai dengan hal-hal yang perlu ditaati agar tidak salah langkah. Kami melangkah, menelusuri jalan sesuai dengan petunjuk pada peta serta dibantu dengan kompas agar mata angin terbaca lebih jelas. Yang sulit, kami sering tergoda untuk sengaja membelah hutan rimba agar dapat menemukan jalan baru karena itu ego kami. Mengikuti ataupun melanggar petunjuk pada peta sebenarnya satu tujuan. Semua jalan adalah menuju puncak. Hanya tingkat resiko yang membedakan. Dikanan dan kiri jalan ada banyak tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat, asal tepat pemakaiannya.
#ana-lo-gi....?
Sabtu, 25 Januari 2014
Undangan Makan Malam
Sebuah meja makan cukup diduduki empat orang anak manusia. Bentuknya bulat, tidak bersiku. Makanan yang dihidangkan sangat berlebihan untuk kapasitas lambung orang normal. Kami undang orang lain untuk ikut menghabiskan makanan ini.
Tapi yang kami undang adalah orang yang salah. Mereka tidak terbiasa makan makanan setengah matang. Karena mereka merasa terjebak dalam undangan makan malam, terpaksa mereka memakan makanan tersebut dengan rasa mual menahan muntah.
Saya hanya tertawa dalam hati, jika memang tidak sanggup menguyah apalagi menelan makanan yang kami hidangkan di atas meja, seharusnya tolak saja dari awal. Mengundurkan diri dari makan malam kami lebih baik dari pada saya harus melihat wajah tidak enak. Makanan di mulut saya harusnya enak berubah menjadi tidak enak karena wajah tamu yang tidak enak.
Sebentar, tadi hanya ada empat kursi makan, tamu undangan duduk di mana ?
Mereka duduk di lantai. Mereka cocok duduk di lantai, karena harus menyembunyikan wajahnya.
Lalu dua orang pemilik kursi ikut duduk di lantai bersama tamu. Dua orang pemilik bangku yang lain bertahan duduk di atas kursi.
Yang perlu diketahui, para undangan itu bukan rakyat jelata yang perlu diberi makan. Mereka sekelompok orang yang hidup di sebuah ladang yang disebut "Ladang Hura-hura". Mereka selalu berhura penuh cerita, dengan ocehan serba ngelantur. Mungkin mereka terbiasa memakan makanan yang berefek ngelantur berkepanjangan.
Makan makanan sehat seharusnya yang mereka makan, tetapi karena itu tidak penting bagi mereka mungkin, sulit akhirnya untuk menelan makanan sehat. Lidahnya saja sudah menolak, bagaimana lambungnya.
Makanan merupakan nutrisi bagi tubuh dan juga otak. Jadi ???
Terimakasih telah berkontribusi untuk menghabiskan makanan di atas meja kami :)
70% tamu dari "Ladang Hura-hura"
30% tamu yang saya undang, mereka yang terbiasa makan makanan sehat.
Satu orang tersisa di kursi meja makan.
Saya dan undangan "khusus" pindah ke ruang tengah dan melahap makanan sambil menontoni tamu-tamu yang duduk di bawah meja makan bersama dua orang pemilik kursi makan.
Minggu, 05 Januari 2014
PENTING = JANGAN SAMPAI TIDAK TERCATAT !
Sekarang hari minggu pertama di tahun 2014.
Tanggal 5 Januari. Untuk ke tanggal 30 Januari itu berarti sisa harinya berapa ?
Baca kutipan ocehan ala Bonchili ini :
"Bulan depan sidang"
"Gila lo kalo gak kelar"
"1 bulan cuma 1 kedipan mata"
"Kalo gak lo kebut gak akan kelar"
"Gausah main sampe beres"
"Yaudah terserah"
"Hiii sebulan lagi bab 3 aja belom"
"Apa rasanya coba"
"Lo berapa bab sih totalnya?"
"2 aja belom genep lolos revisi"
"Dihh gw lebih pengalaman dari pada lo kali masalah skripsi"
"ohmaigad"
"Terus lo belom nyicil bab 3 !"
"kapooook!"
"Gila!"
"30 hari kurang waktu lo coii"
"Lo menghitung hariii"
"Fokus"
"Kalo gagal menyesal seumur idup"
"Gila kali ya gak kepikiran"
"Skripsi ini woiu"
"Mau lulus gak lo?"
"Kalo mau jadi mahasiswa abadi sih bebasss"
"Santai2 tinggal nyesel belakangan aja besok"
"Ya terserah mau pilih yang mana"
"Yaudah kerjain"
"Yang bener"
"Gimana mau dapet A kalo santai"
"Ttyl"
5 hari - 30 hari = 25 hari ! itu nggak genap SATU BULAN
Saya nggak tau harus bilang apa kalo aja Bonchili gak ngoceh di line chat. Mungkin besok pagi saya kuliah, siangnya nonton DVD, terus sorenya jogging keliling GBK. Tapi pas saya baca line chat kenapa rasanya kayak lagi diOSPEK senior ya ?
Saya nggak tau sih cara ngomongnya gimana -.-"
Dikit-dikit gitu ngomongnya, tapi kayak diancam BELATI :s
That's why I call her BONCHILI !
Tapi, kalo Bonchili malem ini gak ngoceh, mungkin saya, AH TIDAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!!!!
Dua menit setelah ocehan Bonchili...
line chat from Agy
*Lagi ngetik Bab 3*
"Gimana keadaan kamu?"
"Ok sayang"
"Percaya deh mesti jauhin HP biar konsen"
"Ok"
"Best of luck sayang"
"Pasti kamu tau caranya tanpa sakit lagi"
"muahh"
"Doa kita menyertai kamu ade sayang"
"Gbu"
"Sanaaaa"
"Dadaaahh"
Nyessssssssss! Iki Opo ????? Tetep sih ocehan Bonchili gak nanding. Nyampe nadi tjoi! Agy ? Puing-puing salju di tengah gurun, yang turunnya cuma 1,5 detik~
JADI GINI TUHAN,
KALO ADA KATA SELAIN TERIMAKASIH ATAS MEREKA BERDUA, SAYA MAU UCAPKAN ITU.
I heart you so much both :")
Tanggal 5 Januari. Untuk ke tanggal 30 Januari itu berarti sisa harinya berapa ?
Baca kutipan ocehan ala Bonchili ini :
"Bulan depan sidang"
"Gila lo kalo gak kelar"
"1 bulan cuma 1 kedipan mata"
"Kalo gak lo kebut gak akan kelar"
"Gausah main sampe beres"
"Yaudah terserah"
"Hiii sebulan lagi bab 3 aja belom"
"Apa rasanya coba"
"Lo berapa bab sih totalnya?"
"2 aja belom genep lolos revisi"
"Dihh gw lebih pengalaman dari pada lo kali masalah skripsi"
"ohmaigad"
"Terus lo belom nyicil bab 3 !"
"kapooook!"
"Gila!"
"30 hari kurang waktu lo coii"
"Lo menghitung hariii"
"Fokus"
"Kalo gagal menyesal seumur idup"
"Gila kali ya gak kepikiran"
"Skripsi ini woiu"
"Mau lulus gak lo?"
"Kalo mau jadi mahasiswa abadi sih bebasss"
"Santai2 tinggal nyesel belakangan aja besok"
"Ya terserah mau pilih yang mana"
"Yaudah kerjain"
"Yang bener"
"Gimana mau dapet A kalo santai"
"Ttyl"
5 hari - 30 hari = 25 hari ! itu nggak genap SATU BULAN
Saya nggak tau harus bilang apa kalo aja Bonchili gak ngoceh di line chat. Mungkin besok pagi saya kuliah, siangnya nonton DVD, terus sorenya jogging keliling GBK. Tapi pas saya baca line chat kenapa rasanya kayak lagi diOSPEK senior ya ?
Saya nggak tau sih cara ngomongnya gimana -.-"
Dikit-dikit gitu ngomongnya, tapi kayak diancam BELATI :s
That's why I call her BONCHILI !
Tapi, kalo Bonchili malem ini gak ngoceh, mungkin saya, AH TIDAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!!!!
Dua menit setelah ocehan Bonchili...
line chat from Agy
*Lagi ngetik Bab 3*
"Gimana keadaan kamu?"
"Ok sayang"
"Percaya deh mesti jauhin HP biar konsen"
"Ok"
"Best of luck sayang"
"Pasti kamu tau caranya tanpa sakit lagi"
"muahh"
"Doa kita menyertai kamu ade sayang"
"Gbu"
"Sanaaaa"
"Dadaaahh"
Nyessssssssss! Iki Opo ????? Tetep sih ocehan Bonchili gak nanding. Nyampe nadi tjoi! Agy ? Puing-puing salju di tengah gurun, yang turunnya cuma 1,5 detik~
JADI GINI TUHAN,
KALO ADA KATA SELAIN TERIMAKASIH ATAS MEREKA BERDUA, SAYA MAU UCAPKAN ITU.
I heart you so much both :")
Kamis, 02 Januari 2014
Selamat Tahun Baru 2014
Semua orang siap-siap menyambut tahun 2014!
Saya juga!!! Tahun 2013 sudah saatnya berakhir. Sudah saatnya ruang kerja ditata kembali. Seperti menata kembali kehidupan yang agaknya curat marut nggak karuan. Tapi hadiah dari Tuhan di tahun 2013 sangat berarti.
Satu persatu debu di meja kerja hilang, satu persatu semua mulai tertata kembali. Kursi kerja sudah dihadapkan ke arah bakaran Hio. Lampu kuning temaram membelakangi punggung. Diluar rumah ramai suara petasan dan kembang api.
Semua ajakan perayaan tidak dapat dipenuhi, kali ini saya mau sendiri di ruang kerja!
Mau merayakan bersama pujian ucapan syukur terhadap semua kesempatan dan kasih Sang Pencipta. Tiba waktunya untuk memulai renungan akhir tahun, disaat itu juga saya ngantuk.
23.23 wib, saya sedang dalam posisi tidur namun dalam keadaan merenung. Blackout ke mimpi. Pukul 00.00 suara petasan ada di atas kepala, saya terbangun pasrah antara mimpi atau tidak. Mata enggan terbuka lebar, ada syaraf di kepala yang mengamuk ketika saya membuka mata lebar!
"Terimakasih Tuhan"
Baru kuat bicara dalam batin.
Panas tinggi, rasa dingin hingga menggil. Saya rasa itu mimpi perayaan di kutub utara.
Tapi energi ditubuh nol %. Bukan mimpi. Perenungan dilanjutkan, do'a sebagai ucapan "happy new year" untuk semuanya.
Pukul 05.10 wib, alarm menyapa. Ironinya, badan tidak mampu bergerak. Tapi perlawanan jelas ada.
Pukul 07.00 wib, kepala dingin, ada es batu dan handuk kecil.
Pukul 08.03 wib, jarum kecil tertusuk di vena, dia menyedot darah!
Pukul 11.14 wib, jarum bersemayam di vena besar sebelah kanan.
Penebusan dosa dimulai.
Terimakasih Tuhan.
Selamat tahun baru.
Langganan:
Komentar (Atom)