Sabtu, 28 September 2013

Ditertawai

Saya seringkali ditertawai oleh orang lain. Entah karena saya selucu Srimulat atau sangat menjijikkan sehingga orang lain terbahak. Diatas rasa gelak tawa, saya ikut tertawa, menertawakan cara dari masing-masing anak manusia. Beda suara, beda ritme, beda intonasi, beda gerak tubuh. 

Asal jangan Tuhan yang menertawai saya. 

Jumat, 27 September 2013

Kopi Pagi Ini

Sabtu pagi terbiasa dengan ngopi dikedai kopi. Dimana saja asal ngopi. Kopi ini lebih pait dari biasanya, padahal memang saya peminum kopi kental pait setiap harinya. Ada yang bikin manis pagi ini, pisang goreng! Manisnya menggigit syaraf gigi. Tumben hari ini, dikedai ini, menu pisang tersedia. Agaknya suasana berusaha memberi rasa manis di tengah kopi yang pait sekali. Cukup melihat pisang goreng manis ini, saya tersenyum manis campur pait. 

Siang ini harus minum kopi lagi, kopi yang bermerk dengan harga cukup mahal. Jika memang itu kopi tidak masalah. Jangan melewati secangkir kopi pahit untuk hari-hari selanjutnya, langkah saya akan terhenti karena jantung tidak lagi berdegup. Kopi mengisi hari-hari si jantung penuh dengan rasa kasih dan cinta. Terimakasih kopi. 

Sabtu, 21 September 2013

Mimpi Aleta

Aleta memejamkan mata menahan ego. Belum ada senyuman yang tersirat. Diluar jendela, hujan deras disertai angin, menyapu setiap debu jalanan. Aleta si wanita bersayap tidak mampu menembus kerajaan Anatloe dan Anassa. Aleta berusaha untuk tidur dan berharap dapat bertemu Anatloe dalam mimpi.

Senyuman terpancar dari wajah Aleta, penuh harap itu adalah Anatloe yang sudah lama ditunggu-tunggu. Namun ironi, bukan sosok Anatloe yang ditemuinya, melaikan Dewi Afrodit. Aleta menunduk dan berkata "Aku tidak akan memiliki dua kekasih sekaligus". Afrodit membalas dengan senyuman dan menjawab "Aku salah mendatangi mimpi, harusnya mimpi ini untuk Anatloe".  

Rabu, 18 September 2013

Saya dan Ibu

Saya lahir ketika umur Ibu 48th. Tidak ada yang menduga dengan kelahiran saya. Setelah umur 20th, saya menerima bahwa nama saya hanya dua kata, bukan tiga kata. Abaikan- 

Ini soal saya yang masih 22 tahun dan Ibu yang sudah 70 tahun. Disetiap hari, pasti kami menyempatkan diri untuk berbincang-bincang. Pertama curhat anak ke Ibu, kedua curhat Ibu ke anak. Ada dua hal yang bermanfaat, Saya bercerita mengenai masalah duniawi yang saat ini sedang digandrungi orang-orang, Ibu mendapatkan berita-berita yang baru. Sebaliknya, Ibu bercerita mengenai sejarah, jaman Ibu masih kecil hingga dewasa. Masalah politik jaman dulu, pejuang-pejuang anti korupsi, dan pendidikan jaman Belanda. 

Era kami benar-benar berbeda! 

Senin, 16 September 2013

Ilusi Sang Ilusionis

Saya menertawai diri sendiri dalam ruang redup. Redup, sunyi, sayup-sayup tersenyum kecil. Saya jatuh cinta dengan pria Ilusi. Entah akan ada jawaban nantinya, atau terus akan begini. Saya dapat menikmati hal ini dalam waktu lama. 

Untuk mencari alasan bahwa saya harus meninggalkan semua ini cukup sulit dan naif. Kamu sudah memberikan sentuhan warna merah diantara warna putih, hitam, dan abu-abu. Kamu tau itu ? 

Untuk kamu sipemberi warna merah.  

Jumat, 13 September 2013

Kopi Pagi Ini

Ini bukan lagi pagi, namun cocok dibilang siang. Semalam saya tidur dalam keadaan berpikir, memikirkan hal-hal absurd mengenai kita. Kita sama-sama NEUROTIK kali ini! Terbukti pagi tadi dengan sapaanmu yang membuat saya terjaga lebih cepat dan menyadari bahwa kita masih dalam keadaan NEUROTIK. 

Rasanya tidak pernah ingin mengenalmu lebih dalam, tapi seperti yang kamu bilang "tercebur dalam nasib tidak bisa berenang, berusaha untuk menepi namun sudah terlambat, kita sudah tenggelam". 

Kopi Toraja pagi ini tidak seperti kopi-kopi sebelumnya, saya tidak menyeduhnya dalam gelas namun menggodoknya bersama air di atas tungku berapi. Sedikit manis, karena rindu dengan rasa manis! Saya menganalogikan kamu sebagai Kopi Hitam dengan bubuhan gula Tropicanaslim. Tidak membuat gendut, namun manisnya hanya bayang-bayang di langit-langit mulut.