Jumat, 10 Agustus 2012
Kidung Malam
Bosan dengan dingin ruangan yang dibuat-buat. Rindu sapaan dingin dari alam semesta yang sulit kini untuk didapat.
Lalu anak manusia masih terus meminta, memohon dan berharap dalam doanya. Menego Tuhan untuk mengabulkan semua keinginannya.
Karena semua tahu, bahwa Tuhan Maha Pemurah~
Larut dalam negosiasi malam bersama Tuhan. Masih tetap memohon, meminta dan terus berharap.
Padahal Tuhan telah memberi lebih dari apa yang kita minta. Sayangnya kesadaran itu masih bercinta dengan "Ego". Kami-pun gelap mata.
KARENA APA ?
Karena sebuah tuntutan yang terus mendesak, menginjak dan menghimpit.
Dunia semakin dikejar semakin lari kencang. Diam-pun bukan pilihan yang baik, karena ia akan mengejek lalu membunuh perlahan dengan pasti.
Manusia yakin bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna. Semakin tinggi pijakan kakinya maka semakin naik dagunya. Dunia tetap saja menertawainya sambil berlari dan mengejek. Dubur manusia juga semakin panas terbakar rayuan dari dalam diri dan berusaha setengah mati agar bisa menggenggam dunia agar dunia diam dan tak lagi mengejeknya. Sungguh ironi persaingan manusia dan dunia.
Aku putuskan untuk terus berlari, tapi tidak untuk mengejar melainkan untuk sama-sama berlari hingga batas waktu yang telah dijanjikan.
Kami-pun berlarian. Mesra...
-Lilo dan Dunia-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

mungkin harus mengangkat dagu untuk dapat mengalahkan dunia. kadang dunia tempat kita berpijak akan semakin menginjak sekalipun kita mengulurkan tangan, menawarkan kemesraan.
BalasHapusah! ego ! dia sudah meraja!
-rekan yang perlahan jadi jalang