Saya punya seorang ibu yang memiliki kebiasaan minum kopi pagi hari. Begitu juga dengan kakak perempuan saya yang mewajibkan dirinya untuk minum 60ml kopi espresso sebelum beraktifitas. Lalu pagi ini saya meringsut ke dapur dan membuka-buka lemari makanan tempat penyimpanan semua jenis makanan dan minuman milik penghuni rumah ini.
Saat ini memang hanya ada saya dan ibu di rumah ini. Kami peminum kopi rutin setiap hari. Ibu hanya menyukai 1 merk kopi yang terkandung kopi, krim serta gula dengan rasa original, sebut saja Ibu adalah penikmat rasa kopi yang lebih kuat.
Lalu ada saya, yang tidak menyukai kopi dicampur gula apalagi krim. 100% kopi dengan jenis kopi arabika adalah jenis kopi yang cukup bagi saya. Saya dan kakak perempuan saya memiliki kesamaan jenis kopi.
Kembali ke dapur. Saya menemukan 3 kotak kopi kesukaan saya yang sengaja dibawa dari belanda untuk saya. Cerita kopi saya dan ibu-pun dimulai.
Ibu bercerita bahwa ia peminum kopi rutin sejak SMP. Kopi hitam adalah kopi Ibu dulu. Mungkin karena faktor berkurangnya umur, Ibu sudah tidak meminum kopi tersebut. Lalu ibu bercerita mengenai kebiasaan kakak perempuan saya soal kopi. Kopi jenis espresso itu wajib bagi kakak. Alat espresso di rumahnya bukan alat baru. Saya seperti berkaca kepada 2 wanita yang saya kenal dari kecil itu. Kopi, kami peminum kopi.
Pagi itu di meja makan. Ibu, Kakak dan Saya. Kami menikmati secangkir kopi. 3 orang wanita penikmat kopi di keluarga ini. Kami bermental baja untuk bertahan hidup, dengan filosopi kopi yang kami ciptakan setiap hari dalam diri. Tidak seorang-pun tau apa resep kopi yang kapi minum dengan komposisi : bubuk rasa, kasih, tulus, percaya serta cinta diseduh dengan kehangatan yang kuat hingga kopi kami menjadi pekat.
Hanya kami bertiga yang mampu merasakan asli kopi itu. Biji kopi pahit di lidah 3 wanita. Dengan rasa yang menakjubkan dalam hidup~
Hanya kami bertiga yang mampu merasakan asli kopi itu. Biji kopi pahit di lidah 3 wanita. Dengan rasa yang menakjubkan dalam hidup~
"Coffee should be black as hell, strong as death and as sweet as love"
-Turkish proverb

Tidak ada komentar:
Posting Komentar